Salam Tebe Lingu Nalatai Salam Sujud Karendem Malempang.

"TABE SALAMAT LINGU NALATAI, SALAM SUJUD KARENDEM MALEMPANG"
"ADIL KA' TALINO, BACURAMIN KA' SARUGA, BASENGAT KA' JUBATA".

"MAMUT MENTENG UREH UTUSKU ISEN MULANG JETE PENYANGKU".

Kamis, 29 Desember 2011

SEBUAH KARYA

1.       Ije due telu
Kilau te je auh uluh bakas majar anak
Uka tau untek te batajim kilau mandau mancar kilau hintan bulau
Mangat belum te je ulih akan mahaga panatau.

2.       Payah je seruk sare
Manampayah je dia itah kasene
Nampayah ampin pambelum je jajuan sasare
Ambuhen je sampai kilau te

3.       Uiiii jatha sangiang kueh nyanak jatha rengan tingang
Tuh aku mantehau pahari durang
Kueh iye utus Bunu je sewut tara mamut menteng
Uka ulih manawat hintan bulau garantung penyang.

Sabtu, 17 Desember 2011

KAYAU DAN PERJANJIAN TUMBANG ANOI




ESENSI HUMANISTIK DALAM KEBUDAYAAN DAYAK

Oleh : Markus Julianto.
  



 

     gambar. 1. pada kerusuhan etnis tahun lalu.


Kayau itu adalah kata-kata yang sangat angker dan menjadikannya momok menakutkan bagi masyarakat yang belum mengenalnya.
Menurut pandangan orang Dayak kepala itu adalah memiliki kekuatan supranatural yang sangat tinggi dan juga sebagai simbol tingginya strata/status sosial seseorang di dalam masyarakat apabila semakin banyak mendapatkan kepala, bahkan dalam tradisi adat Dayak Kenyah apabila seseorang tersebut memiliki banyak kepala hasil mengayau, maka akan berhak memiliki Taring Macan Kumbang di telinga, dan di sebagian daerah kalimatan ini kehormatan tersebut bisa diberikan dengan cara membuatkan motif tato khusus ( tergantung daerah ). Biasanya semakin banyak hasil kayau itu bisa dilihat dari Mandaunya (terutama Dayak yang di Kalteng), yaitu ketika semakin banyaknya Rambut di Hulu Mandau dan juga semakin banyak tato yang iya punya seperti tato melingkar ( biasanya para Pangkalima yang memili tato ini ).
Sebenarnya kayau itu sendiri tidak seperti apa yang masyarakat selama ini tafsirkan, adapun para penulis-penulis menyatakan bahwa kayau itu adalah “pemburu kepala”, sebenarnya tidak tepat bila dikatakan demikian, karena kayau itu sendiri hakekatnya adalah bukan “memburu” namun lebih tepat dikatakan "hukum sebab akibat" di tatanan masyarakat Dayak, karena ketika dia berbuat maka dia yang menanggung dari akibat pebuatan tersebut. 

Kayau menurut tradisi Dayak adalah dimana sesorang (kesatria) itu memang harus memotong kepala demi satu tujuan, yang dimana tujuan tersebut mempunyai tujuan yang jelas dan tersistematis dan dalam tujuan tersebut tidak bisa asal-asalan, karena masyarakat adat dayak juga mempunyai adat ataupun aturan yang melarang tentang pembunuhan, ini yang dikenal dengan sebutan, putang (Dayak Katingan), hasaki'/manyaki' (Dayak Katingan) adapun jenis kayau menurut versi Kapuas (Dayak Ot Danum) dan katingan (Dayak Katingan, keluarga atau sub suku Dayak Ngaju) adalah sebagai berikut :

1.  Kayau Tabuh, adalah dimana ketika ada suatu peperangan memang mengharuskan mereka untuk memotong kepala dan atau karena keterpaksaan sehingga memang dilakukan seperti itu. Kita ambil contoh seperti yang terjadi di sambas, sanggau ledo ataupun di sampit pada tahun 2001 yang lalu, atau juga seperti peperang besar antara suku Dayak Iban dan suku Dayak Kenyah pada zaman sebelum penjajahan ataupun misionaris datang ke pulau kalimantan.

2.  Kayau Asang, adalah keinginan seseorang untuk mencari kekuasaan dan kekuatan atau hanya ingin mencari status sosial yang lebih tinggi di dalam tatanan sosial masyarakat, semisal kita tahu dalam sejarah perjalanan Amai Daun (Dayak Ut danum, Kapuas, Kalteng).

3.  Kayau Adat, adalah seperti yang kita tahu selama ini adalah pertama untuk suatu upacara tiwah maka harus ada kepala manusia untuk sebagai syarat pelengkap tiwah, yang dimana fungsinya itu sendiri adalah untuk menjadikan yang kena kayau tersebut sebagai budak di alam nirvana.
Upacara tiwah itu sendiri adalah upacara pengangkatan tulang belulang orang yang sudah mati, untuk dipindahkan ke Sandung (lihat. Kahayan) atau Pambak (lih. Katingan), yang dimana tujuannya itu sendiri adalah untuk menyempurnakan perjalanan orang yang sudah mati tersebut ke alam nirvana ke-7 atau disebut dengan “Lewu tatau habaras bulau habusung hintan hakarang lamiang. Lewu tatau dia rumpang tulang rundung raja dia kamalasu uhate”.

kemudian yang kedua adalah "kayau adat" karena menghina PENYANG seseorang yang didalam masyarakat adat tersebut (terutama masyarakat adat Dayak Kalteng), karena memang ini disebut dengan PALI'  dan bisa mendatangkan kutuk langsung dari Ranying Hatalla Langit bagi si penghina tersebut, begitu juga dengan kampung halaman yang selama dia huni tersebut, dan karena penghinaannya tersebut maka dia biasanya akan dihukum adat oleh tetua adat dengan memenggal kepala.
Yang terpenting perhatian ini hanya terjadi pada zaman dahulu saja, kalau untuk zaman sekarang setelah perjanjian Dayak di Tumbang Anoi, Hal tersebut sudah tidak pernah lagi terjadi.

4.  Kayau Habales/Hapalas, maksudnya disini adalah dimana Hakayau tersebut mempunyai tujuan untuk balas dendam akibat kekalahan yang terjadi selama peperangan yang pernah terjadi dan atau pembalasan dendam akibat suku yang lain pernah Mengayau masyarakat suku tersebut.

Namun setelah kolonial belanda masuk, dengan berbagai cara pula mereka melakukan agar Hakayau tersebut tidak terjadi, karena itulah salah satu momok menakutkan bagi mereka pada saat itu dan juga menjadi penghalang bagi mereka untuk menguasai tanah kalimantan ini. Sehingga merekapun melakukan pendekatan terhadap para sesepuh Dayak, Tetua Adat, Damang, Pisur, untuk menyepakati agar hal itu tidak terjadi, dan melalui politik etis para kolonial maka lahirlah kesepakatan tumbang anoi.
Namun setelah kesepakatan tersebut dilaksanakan agar Hakayau tersebut tidak lagi dilaksanakan bukannya Dayak tidak bisa mengayau lagi tapi justru tambah menguatkan posisi Dayak dan semakin membuat pertahanan Dayak pada zaman itu semakin kuat, dan dengan seiring waktu dan belanda pun sudah semakin tersingkir, mereka pun akhirnya benar-benar dan pelan-pelan meninggalkan pulau kalimantan karena tekanan yang berubi-tubi oleh penduduk pribumi.
Perjanjian Tumbang Anoi ini merupakan sebuah perjanjian yang sangat penting yang ada di Pulau Kalimantan ini, Karena Perjanjian Inilah Persatuan Suku Dayak semakin dalam dengan filsafat Rumah Betang, berikut isi perjanjian tumbang anoi itu.


Pertemuan Kuala Kapuas, 14 Juni 1893 membahas:
1. Memilih siapa yang berani dan sanggup menjadi ketua dan sekaligus sebagai tuan rumah untuk menghentikan 3 H ( Hakayau = Saling mengayau, Hopunu’ = saling membunuh, dan Hatetek = Saling memotong kepala musuhnya ).
2.  Merencanakan di mana tempat perdamaian itu.
3.  Kapan pelaksanaan perdamaian itu.
4.  Berapa lama sidang damai itu bisa dilaksanakan.
5.  Residen Banjar menawarkan siapa yang bersedia menjadi tuan rumah dan menanggung beaya pertemuan. Damang Batu’ menyanggupi. Karena semua yang hadir juga tahu bahwa Damang Batu’ memiliki wawasan yang luas tentang adat-istiadat yang ada di Kalimantan pada waktu itu, maka akhirnya semua yang hadir setuju dan ini disyahkan oleh Residen Banjar.


Kesepakatan:

1. Pertemuan damai akan dilaksanakan di Lewu’ (kampung) Tumbang Anoi, yaitu di Betang tempat tinggalnya Damang Batu’.
2.  Diberikan waktu 6 bulan bagi Damang Batu’ untuk mempersiapkan acara.
3.  Pertemuan itu akan berlangsung selama tiga bulan lamanya
4. Undangan disampaikan melalui tokoh/kepala suku masing-masing daerah secara lisan sejak bubarnya rapat di Tumbang Kapuas.
5. Utusan yang akan menghadiri pertemuan damai itu haruslah tokoh atau kepala suku yang betul-betul menguasai adat-istiadat di daerahnya masing-masing.
6.  Pertemuan Damai itu akan di mulai tepat pada tanggal 1 Januari 1894 dan akan berakhir pada tanggal 30 Maret 1894.


Pertemuan Damai dari 1 Januari 1894 hingga 30 Maret 1894, di Rumah Betang Damang Batu di Tumbang Anoi.
Dalam pertemuan Damai itu, menghasilkan beberapa keputusan:

1.  Menghentikan permusuhan antar sub-suku Dayak yang lazim di sebut 3H (Hakayou =saling mengayau, Hapunu’ = saling membunuh, dan Hatetek = saling memotong kepala) di Borneo pada waktu itu.
2. Menghentikan sistem Jipen’ (hamba atau budak belian) dan membebaskan para Jipen dari segala keterikatannya dari Tempu (majikannya) sebagai layaknya kehidupan anggota masyarakat lainnya yang bebas.
3.  Menggantikan wujud Jipen yang dari manusia dengan barang yang bisa di nilai seperti baanga’ (tempayan mahal atau tajau), halamaung, lalang, tanah / kebun atau lainnya.
4.  Menyeragamkan dan memberlakukan Hukum Adat yang bersifat umum, seperti : bagi yang membunuh orang lain maka ia harus membayar Sahiring (sanksi adat) sesuai ketentuan yang berlaku. pada yang digunakan lawannya.
5.  Memutuskan agar setiap orang yang membunuh suku lain, ia harus membayar Sahiring sesuai dengan putusan sidang adat yang diketuai oleh Damang Batu. Semuanya itu harus di bayar langsung pada waktu itu juga, oleh pihak yang bersalah.
6.  Menata dan memberlakukan adat istiadat secara khusus di masing-masing dae
rah, sesuai dengan kebiasaan dan tatanan kehidupan yang di anggap baik.

NB *maaf apabila kami menggunakan gambar yang kurang baik.

Kamis, 15 Desember 2011

KAMUS DAYAK MAANYAN

A

Ada = Jangan
Adiau = Orang yang sudah mati (  oleh orang Dayak roh orang yang sudah mati, yang hidup didunia lain)
Aheng = Kemauan
Alimatek = Lintah
Amah / ambah = Ayah;
Ammai = Naik / masuk
Amangan = Malu
Amau = Atas, Panjang
Amedeh = Berak
Ameput = Kentut
Ami = Beri (kan)
Amini = Kencing
Amput = terikut.
Amun = Kalau
Andrau = Hari
Ang = Tidak / tak mau
Angidadakai = Tidak Karuan, omong kosong
Angkading = berbaring
Angkeng = tersangkut
Ani = Adik;
Anipe = Ular
Anri = Dengan
Antahu = Anjing
Arai = Senang/ Bahagia
Ari = Jual, tiang rumah
Ariai = Baru saja
Atei = Hati



B

Babulur = Tidak pakai baju
Babur = Berkelahi
Babutuk = Ikan atau daging yang dibusukkan dan diolah jadi lauk makanan.
Badina  = Disimpan utk tdk diketahui org lain
Bahum = Kehendak
Bakulaling = Mata-kaki
Balai = Rumah khusus tempat berkumpul orang banyak.
Balar = Bekas pukul, memar
Bane  = bambu kecil berisi nasi ketan ( biasanya utk sesajen )
Bangat = Sakit Parah, Nakal, terlalu
Bapaner = berbicara
Basurah (lih. Surah) = Bercakap-cakap, berbicara
Bere  = Kotor
Budas = Sama-sekali; ("Ada budas = jangan sama sekali)
Bungul = Goblok
Budu = bodoh
Bujang = Laki - laki / Perempuan yang belum menikah
Bujur = Benar; Tepat
Busu (Maanyan Banua Lima) = Om, paman yang termuda
Butit = Sedikit
Bariran = berguna


C

Cucur = Kue Cucur
Cuit = Burung Cuit


D

Dainun (daganan inun) = Karena apa
Dami = Sesudah ("dami wuntung wising" = sesudah perut kenyang)
Darangan = Suami/ Istri kita
Daup = Ipar lelaki (dipanggil oleh laki-laki);
Dawari = Saudara ( sepupu sekali/duakali dst ) ( kalau saudara = pulaksanaai/biasanya satu ayah/ibu, atau panggilan kemesraan terhadap teman)
Daya = Karena
Dime = Lima
Dipen = Gigi
Diung = Leher
Dueh = kakak orang tua kita/kalau dueh upu=paman, dueh wawei=tante )
Dapung= tangkain tempat buah ( dapung maliti )


E

Ebang = Keterlaluan
Edeh = Tai/Kotoran
Ekat = Hanya, itu saja
Elah = Biarkan
Elat = Sayap
Eleh = Terus, selalu
Enat = Angkat
Enem = Enam
Eput = Kentut
Ereh = Tahi
Eyau = Ujar; "Eyau ni = Ujarnya"
Emah=terkejut


F


G

Gagah = Gagah/kuat/rajin bekerja
Gaha = Sering, banyak
Galas = Gelas
Galis = Habis
Gamungan = Pembicaraan, percakapan
Ganta = Datang bertamu
Gansang= sering kali
Gatah = Karet
Gugup = Gugup
Gagaur=pesiar, jalan-jalan
Gagayap=jalan-jalan ( cenderung tanpa tujuan tertentu)
Gagabau= bohong, jangan berdusta, jangan main-main
Gaguel=sedikit lagi akan copot/putus, mis. gigi yang mau copot dsb



H

Halus = Kecil
Hamen = Ingin, mau, cinta ( aku hamen hanyu= aku cinta padamu )
Hanang = Sakit
Hang awe = di mana;
Hante = Besar
Hanye = Dia, ia (lk/prp)
Hanyu = Kamu, Anda
Haut = Sudah
Hayu = Ayo, ya
Heei = Berani
Hene = banyak
Here = Mereka
Hiai = Ya, iya
Hiku = Siku
Hindra = se- Kali, ("Ang milih hindra yena" = tidak memilih kali ini)
Hingka = Dari: "Hingka awe? = Dari mana?"
Hingkamalem = Tadi malam
Hingkariwe = Kemarin
Hiye = Siapa
Hureh = ? (mis. "Huh hureh = ...")
Hu'ai = duri
Huni = tadi
Hurut = sisir
Huruk = ikat
Hurup = tukar, ganti


I

Ibaya = Bersama
Ijamme = Acara Adat warga Ma'anyan ( IJAMBE ) membakar tulang yang dalam kepercayaan orang Dayak untuk mengantar arwah ke surga ( semacam Ngaben di Bali )
Ikebur = Berkipas
Ina = ini.
Ineh = ibu.
Inun = Apa, bagaimana
Ipapas = Menyapu
Ipusu = Berbohong
Ira = Darah
Iru ('ru) = Itu.
Isa = Satu   ISA TAKEWAN ISA SUPAK = "walaupun kita tercerai berai tetapi kita tetap satu tujuan"
Isip = Kerak Nasi
Itak = Nenek, nini
Itati = Saat ini, sekarang
Itetei = melalui, dengan perantaraan.
Itung = Ingat
Iwaleh = Membalas
Iwan = Ipar perempuan.
Iwek = Babi piaraan
Iya (lih. kawaiya) = anak
Iyuh = Dapat, bisa


J

Jaka = Andai
Jama = Tangkap
Jangut = Jenggot
Jangkau = Menjangkau
Jari = Jadi
Jipah = Jerat
Jukan= semacan bakul tapi pakai tali biasanya tempat membawa padi, atau sesuatu
Jukung = Perahu dayung
Juking  =  Kelokan Sungai
Jumpun = Hutan
Jumput = Menjumput, mengambil
Jupe = Daun kayu bila kena sangat gatal
Jurang = Padi sisa tuaian
Ju'un = Mendorong
Jue = burung merak / kuau
Junreng = bersandar, bergelayut  pada teman
Jujung = menjunjung, membawa sesuatu di atas kepala
Jurit = sudah suratan, takdir


K

Kaanre (dari "kai mandre"; lih. Mandre) = Mau tidur
Kaayat = pagi;
Kadinung = Melihat
Kahaba : Mendapatkan
Kahima'en = Gelar
Kai = Mau, hendak ("kai babur" = mau berkelahi)
Kairu = begitu
Kaiyuh = Mendapatkan
Kajut = Terlalu
Kakah = kakek;
Kakihi = Tertawa
Kakuring = Hjjau
Kala = Seperti
Kamalem = Malam
Kansip =- Kancip
Kapinuu = sesungguhnya
Kapit = Bawah/Di bawah
Karawah = Tolong
Karengei (lih. Rengei) = Mendengar
Karewaw = Kerbau
Kariwe = Sore
Karereu = tergesa-gesa, mau cepat saja
Karuan = Lusa
Kasungu = Kangen
Katantuluh = semua.
Katekeh = Semut ireng
Katuluh = Semua
Katupat = Ketupat
Kawaiya = kaum anak-anak
Kelah = habis
Kenah = Ikan
Keuni = Besok
Kikit = Digigit/ Gigit
Kingking = Jari tangan/kaki
Kining = Kening
Kisuh = Lucu, nakal
Kude = Tetapi
Kudit = Kulit
Kuku = Kuku
Kukut = Garuk, mengambil
Kula = keluarga;
Kulat = Jamur
Kulumuai = Keong
Kuman = Makan
Kunu = Pikiran
Kunsi = bekerjasama, atau dagang modal bersama
Kusi = guci


L

Laku = Minta, mohon
Lalunang = Keong air
Lalung = Kupu - kupu
Lampiran = Ayam Hutan
Lapat  = Kue Lapat
Lawah = Lama
Lawit = Jauh
Leka = Paha, bisa juga diartikan alat kelamin laki-laki/perempuan
Lela = Lidah
Lelau = Tumpul
Lenuh = Hancur
Lepah = Lepas
Lewu = Rumah
Lidat  =    ?/ biasanya tempat yang asalnya banyak rumput dll, karena diinjak atau dilalui sesuatu sehingga menjadi bersih
Ludak  =  ? kalau tidak salah semacam alur
Luen = Lauk
Luhaw = Sering terpakai ( istilah bagi pelacur )
Lului = Tertinggal / Ketinggalan
Lumaah = Piring
Lunga = Bodoh
Lupak = Terkelupas oleh api
Lului = tertinggal
Luput = selesai


M

Ma = Ke (mis. "Ma lewu" = ke rumah)
Mabuhau = Usil; Suka mengganggu
Madinei = Ringan
Madintang = Kuning
Maeh = baik
Mahadin = Sulit
Mahanang = Sakit
Maharati = Pintar, bijaksana
Maharung = Duduk
Mahi = Tidak ada
Mahilak = putih
Makuta = Makanan
Malaing = Panas
Maleh = Org yang Kebalsenjata  penuh wibawa
Malelap = Bernyala
Malu = Apa-apa
Mama = Om, paman;
Mambatur = Penyemenan Kuburan Org Mati
Mamis = Manis
Mammaii = Naik
Mandre = Tidur
Mandrus  = Mandi
Mansi  = Panci
Mantat = Mencari getah dari pohon karet, menyadap karet
Manuwu = Ganteng
Mape  = Keras, Orang yang kebal senjata
Mapusu = Pembohong
Marapus  =  ? sesuatu yang dalam ibarat, "sudah jatuh ditimpa tangga", sial
Marauh = Enak, nyaman
Marengen = Tuli, tdk mendengar
Mariang  = Merah
Marisak = Dingin
Masam = Macam
Mate = Mata
Matei = Mati
Matueh  = Tua
Maweat = Berat
Mawinei = Cantik
Mawule = Malas
Mekum  = Sakit (Orang), demam
Memai = Tupai
Mesen = Memesan
Midi = Memilih; Membeli
Mira = satu; Bersama-sama,
Mira' = Berdarah
Mitah = Lewat;
Mua = Berbuah
Muar = Benci
Mudi = Pulang
Mukah = memburu
Mulai = Mulai
Mulek = Kembali
Muneng = berdiam, tinggal;
Munu  = Membunuh
Muser = memutar


N

Na (Ina) = Ini
Naaheng = yang dikehendaki;
Naan = Ada
Nahi = Nasi
Nangis = Menangis ( biasanya saat orang meninggal )
Nangkah = melewati
Natat = Halaman
Naun = kalian
Nelang = Sambil
Nempat = Lari
Neu  =  Mau melakukan sesuatu
Ngaheng = Mau, Ingin
Ngale = Bersetubuh, berhubungan intim
Ngandraw = Menolong orang lain spt menugal padi/ bergotong royong menugal/menuai padi diladang, mengajak misalnya " samula sa hanyu nganrau dahulu, waleh ku jua"
Ngandrei = menunggu
Ngantara = Mencari
Ngantara = mencari
Nganyu = Memberikan;
Nganyuh = Menugal / Menanam Padi, membawa/mengajak orang banyak
Ngatu = Bersenggama/ Bersetubuh, bisa juga memukul seseorang mis." ware ngatu dahulu hingka  sa atu ulun tulat"
Ngiak = Menangis
Ngikup = Memeluk
Ngirep = Menekan
Ngudit = mengelupas kulit ( Kayu, Binatang )  seperti Kulit Ipung
Ngulah = membuat
Ngume = Berladang/ Bersawah
Nguta  = Makan
Ngaret= membiarkan, tidak makan/minum karena bencana/ melarat, berpuasa
Nini = Nenek;
Ninung = Melihat
Nua = Muntah
Numa = ? alangkah, bukan main
Nungkau = Menangis
Nunrak = membuang /menumpahkan, mengeluarkan biaya dengan tak berguna, mis: "nunrak ongkos"
Nyalak = menombak
nyandrengei  = mendengar


O

Odew = Mengingat masa lalu
Odoi = Ayunan
Omo = menyusu
Opo  = Laki - laki


P

Pahe'ei = Takut
Pahu = Pipi
Paikah  = Bekantan
Paiuh = Tidak boleh: Dilarang
Pakat= kehendak, tujuan mira pakat = Satu kehendak, satu tujuan
Pakataru = tidak mengerti
Palanuk = Kancil ; Pelanduk
Palupihing = pelipis
Panalu = Bertemu
Pangarawah = Saling tolong menolong.
Pangasungu = Saling melepas kerinduan.
Pangataru= saling mengenal
Pangkan = Bibit
Papale = Bahu
Papat = Empat ( biasanya , kalau empat=epat, kalau papat = semacam doa untuk minta sesuatu)
Paramisi = Permisi
Parei = Padi
Pata'u = Tidak bisa
Patei  = Bunuh
Pauweng = Tidak ada
Peda = Bosan
Pedak = Lempar
Pe'e  = Kaki
Pe'et = Pahat (alat untuk menyadap karet)
Penah = Tengah ("penah andrau" = tengah hari).
Perei = Libur
Pesen = Pesan
Piadu = Kawin
Pisampang = Kujukan
Pitu = Tujuh
Piwaraan = Pemberitahuan, undangan
Puang = Tidak
Pukung = Sarang
Pulaksanai = Saudara Kandung
Punei = Burung Punai
Pungung = Tubuh bagian Belakang
Pupuk = Pukul
Purat = Borok
Purun = Tega, sampai hati


Q


R

Ra'ang = Dagu
Ra'erai = Sendiri
Rahat = Selagi
Ra'i = Dahi; Jidat
Rakan = Rebus
Rakun = Awan
Rama = Banyak
Ranu = Air
Rapui = Gila
Rarang = Larang, mahal
Rarimut = Tersenyum
Rasa = Tahu
Rawek = Ribut
Rengei = Dengar
Ridu = Ribut
Ri'et = Dekat
Rintung = Ribut Sekali
Riran = Guna
Risak = Dingin
Rueh = dua
Rumis = Kecil
Ruyan = Durian
Rurup = mau padam
Rupuh = habis mati


S

Sabak = Keadaan rumah yang berantakan
Sabil = orang mati terbunuh
Sadi = Dahulu (mis. "hingka sadi" = dari dahulu)
Sadi = Jaman Dulu
Sadina = Bersembunyi ( sanina, sunina )
Sana'i = Usus
Sanang = Senang
Sangku = Waskom
Sansingut = Kumis
Sasameh = Sama-sama
Siding = Terbang
Sika = 1) Tetap (Haawe tuu ni naun ta'u SIKA sa aku jua ngulah ni);
          2) Karena (Elah ni sika here jua nginam ni);
          3) Memang (Sika sa bujur eau here ru);
          4) Ya (Sika sa umaya eau nu);
          5) Memang betul (sika sa sika kala eau nu yeru).
Sika = Ya
Silu = Telinga
Simulu = Kutu Busuk
Singa = Sehingga;
Sini = Mau, hendak
Siuk = Cium
Siwui = Tiup
Suei = Sembilan
suyat = Burung pipit( kalau burung pipit= angkarei, kalau suyat = burung kepodang )


T

Tabe = Salam jabat tangan
Tabentur = Telanjang/ Tanpa pakaian
Tabing = Alat penangkap ikan
Tabat = bendung
Tabuk = Gali
Taduh = Berhenti
Tadi = Tali
Taguh = Kebal
Tahalang = Menghalangi
Tahurup = Membantu, tertukar
Takam = Kita.
Takang = Keadaan Kram, ( tidak bisa bergerak karena terkejut dll seperti dihipnotis )
Talau = Kalah
Tamam = Hebat
Tamelahan = Tempat Busur Sumpit /anak sumpit
Tamaku = Tembakau
Tampalak = Menghambar pendapat org lain, berbicara terus terang
Tamparah = Membuat titian antara dua pohon kayu
Tampeleng = Menempeleng
Tamparing = Menyisihkan
Tanan = Ditinggalkan
Tane = Tanah
Tangkuraran = Burung Tangkuraran
Tantulu = Mendiamkan anak yang sedang menagis
Tapen = Suapkan
Tareh; Tarueh = Kita Berdua
Tariah = Pingsan
Tariuk = Tiruk ; alat penombak ikan
Tasilis = Tertukar
Tata = Kakak.
Tataw = Kaya
Ta'u = Bisa.
Taumpe = Terbuang
Taulang = Tulang
Tawang = Sesat
tawelek = Sebentar saja
Tawen = Keracunan
Tawut = lempar
Tedup = Tepuk
Teka = Dari
Telu = Tiga
Teken = Tandatangani
Tenga = Tubuh, Badan
Tetei = Titian
Tuak = Minuman Keras dari air Tapai ( Ketan/ Ketela Pohon )
Tueh = Kakak orang tua kita, burung ponggok
Tukun = Palu; Tukul
Tulau = Pikun
Tumpa = Simpangan; Belokan
Tumpi = kue terbuat dari tepung ketan
Tumpuk = Kampung
Tungkeh = Tongkat
Tungui = Menangis
Tuntuulu = Kaki ke atas/ Kepala ke bawah
Tutu = Tante.
Tu'u = Sungguh;
Tuwari = Saudara sepupu


U

Uat = Otot, urat
Uar =  Zat Pewarna untuk  Perahu;Jala
Ubat  = Obat
Udau = Igau
Udar = Konotasi Mengganggu org lain, memperkosa
Udak  = Mengaduk
Udi  = Perintah supaya  Pulang
Udut  = Rokok
Udul = Pasta Gigi
Ue  = bunyi org muntah
Ueek = Bunyi suara babi
Uei = Rotan
Uga = Yang melakukan pertama
Ugai = Siap - siap mau berangkat
Uges = Memotong dengan keras ; menyabet
Uging = Keras kepala
Uhet = Mati Lemas
Uhang = Lama ; kadaluarsa
Uhh'ar =  Menghantam org lain dengan semena - mena
Uit = Mengangkat  panci/ wajan dari dapur/ tungku/ kompor
Ujur = Klarifikasi
Uka = Buka
Ukur = Ukur
Ukir = Ngukir
Ulun = Orang
Uma = Ikut
Umpe = Buang
Umpu = Cucu
Unjat = Mengunjat
Uneng = Tinggal
Unengan = Tempat Tinggal
Unsip = pohon yang kulitnya bisa dibuat tali (?)
Unte = Lambat
Utang = Hutang
Upan = Umpan
Upau  = Sia-sia
Upu = Laki - laki
Uran = Hujan
Uras = Semua
Urung = Hidung
Using=kucing
Usu = Bohong
Utus = Turunan
Uwan = Uban
Uyuh = Capek


V


W

Wadi = Ikan yang difermentasi dengan tepung beras ketan yang disangrai.
Wadik = Berubah ; Balik
Wahai = Banyak
Wajik = Kue Wajik
Wakai = Batang tumbuhan menjalar
Walang = Tidak Berbuah
Walu = Delapan
Waluu = Janda/Duda
Waman = Bamban
Wanahan = Pekarangan
Wangi = Basi
Wangun = Keadaan
wara = Beritahu ;
Waraa = Acara Wara ( Keg Agama Hindu  Kaharingan upacara keagamaan )
Ware = Lebih baik (mis. "Ware takam mudi = Lebih baik kita pulang"); Sembuh
Wa'u = Baru
Watang = Batang
Wawahiyang = Bintang
Wawai = Hilang
Wawei = Perempuan, wanita
Wawui = Babi hutan
Wawurup = Api yang besar nyalanya
Wayuang = Beruang
Waye = Bara Api
Weruk = Beruk
Weru = Bosan
Weweh = Pukul, memukul
Widi = Beli
Widai = Bidai
Wisik = Semut
Wising = Kenyang
Wiwi = Bibir
Wiyuang = lihat Wayuang
Wu'ah = Buaya
Wuah = Kena
Wuhak = Mengeluarkan sesuatu dari dalam tabung
Wulai = Picak
Wui = Cuci
Wu'i = Ruas/Buku
Wuket = Ingus
Wulu = Rambut
Wunu = Bunu
Wutu = Alat kelamin lelaki
Wungun = menunggu
Wungkur = Tanah yang mendaki
Wunut = Selimut
Wuntung = perut
Wure = Busa
Wuwu  = Perangkap ikan
Wuyaka = Belut


X


Y

Yaya (Mannyan Banua Lima) = Tante lebih muda dari ayah/ibu
Yina (ina) = Ini (mis. "hindra yina = kali ini)
Yiru = Itu
Yiti = ini


Z